Arti Shalawat Secara Bahasa
Shalawat berasal dari kata shalaat. Jika bentuknya tunggal, shalaat.
Jika berbentuk jamak menjadi shalawaat, yang berarti doa untuk mengingat
Allah SWT secara terus-menerus.
Arti Shalawat Secara Istilah
Shalawat adalah rahmat yang sempurna, kesempurnaan atas rahmat bagi
kekasih-Nya. Disebut sebagai rahmat yang sempurna, karena tidak
diciptakan shalawat, kecuali hanya pada Nabi Muhammad SAW.
Shalawat adalah doa yang ditujukan pada Rasulullah Saw sebagai bukti rasa cinta dan hormat kita kepadanya, yaitu umatnya.
Ia juga doa dari para malaikat, bahkan Allah SWT memerintahkan malaikat
untuk mendoakan mereka yang bershalawat, sebagaimana yang terkandung
dalam firman-Nya pada Surat AI-Ahzab ayat 56.
|
. |
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.
Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (QS Al-Ahzab
[33]: 56).
Shalawat dari Allah SWT berarti memberi rahmat baginya. Shalawat dari
malaikat berarti memohon ampunan (istighfar) baginya, dan shalawat dari
orang mukmin berarti doa agar diberi rahmat seperti dengan perkataan,
Allahmuma sholli 'ala Sayyidina Muhammad yang berarti "Ya Allah,
limpahkan- lah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad saw."
Hanya shalawat, ibadah yang Allah SWT sendiri juga melakukannya. Jika
Allah SWT memerintahkan orang-orang beriman untuk shalat atau berhaji,
Allah SWT tidak menjalankannya. Berbeda dengan shalawat. Shalawat
sedemikian dahsyatnya hingga Allah SWT menjalankannya sendiri, dan
memerintahkan malaikat dan manusia untuk bershalawat kepada Rasulullah SAW.
"...Kelak di hari kiamat, seluruh manusia akan menghadap pada
Rasulullah Saw sambil berucap, 'Dengan kemuliaanmu Muhammad, selamatkan
aku dari siksa-Nya.' Saat itu, hanya syafaat Rasulullah Saw yang dapat
menyelamatkan kita dari siksa-Nya..."
Shalawat adalah jalinan
hembusan Rasulullah Saw kepada Allah SWT dan rasa terima kasih kita pada
Rasulullah Saw. Semakin banyak kita bershalawat, maka semakin bertambah
cinta kita kepadanya, dan Allah SWT pun akan mencintai kita.
Dalam hadits riwayat Ibnu Majah dan Thabrani, Rasulullah Saw bersabda:
|
. |
“Kalau seseorang bershalawat kepadaku, malaikat juga akan mendoakan
keselamatan yang sama baginya. Untuk itu, bershalawatlah, meski sedikit
atau banyak."
Shalawat adalah ungkapan rasa
terima kasih kita pada Rasulullah Saw atas segala jasa dan
pengorbanannya yang telah menuntun kita ke jalan yang benar. Ia
pengingat akan keistimewaannya dalam setiap langkah dalam kehidupan ini,
sekaligus rasa syukur kita pada Allah SWT.
Kelak di hari kiamat, seluruh manusia akan menghadap pada Rasulullah Saw sambil berucap, "Dengan kemuliaanmu Muhammad, selamatkan aku dari siksa-Nya."
Saat itu, hanya syafaat Rasulullah Saw yang dapat menyelamatkan kita
dari siksa-Nya. Syafaat yang merupakan bantuan Rasulullah Muhammad Saw
dengan izin Allah SWT yang dapat meringankan, bahkan menghapus semua
dosa kita.
Lalu, siapa lagi yang menjadi rahmat bagi seluruh alam ini selain Nabi
Muhammad saw? Sebagaimana firman-Nya yang terkandung dalam surat
Al-Anbiya' ayat 107. "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad)
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam." (QS Al-Anbiya'
[21]: 107).
Hukum Membaca Shalawat Nabi
Shalawat Nabi dapat dilakukan kapan dan di mana saja. Bershalawatlah
dengan ikhlas hanya mengharapkan rahmat dan ridha-Nya, serta sebagai
bukti tanda cinta sekaligus penawar rasa rindu pada Rasulullah Saw.
Berdasarkan riwayat dan hadits, bershalawat dianjurkan pada waktu,
keadaan, dan tempat tertentu.
Adapun hukum shalawat terbagi menjadi dua, yaitu hukum shalawat wajib
dan hukum shalawat sunah. Hukum shalawat wajib berarti shalawat harus
dibaca karena merupakan bagian dari ibadah
yang bila ditinggalkan, ibadah tersebut menjadi tidak sah. Sedangkan
hukum shalawat sunah berarti shalawat yang bila dikerjakan mendapat
pahala, tapi bila tidak dikerjakan tidak berdosa, dan tentunya tidak
mendapat pahala.
Termasuk dalam Hukum Shalawat Wajib :
1. Ketika Bertahiyat dalam Shalat
Shalawat Nabi ketika bertahiyat (awal dan akhir) mesti dibacakan, karena
merupakan salah satu bagian dari rukun shalat. Itu berarti, jika
shalawat ditinggalkan, shalatnya tidak sah. Shalawat yang masyhur ketika
bertahiyat adalah shalawat ibrahimiyah seperti pernah diposting pada
Bacaan Shalawat Nabi yang Masyhur.
2. Ketika Shalat Jenazah
Pada saat takbir kedua dalam shalat jenazah, kita wajib membacakan
shalawat Nabi yang tentunya juga merupakan salah satu bagian dari rukun
shalat jenazah. Jika shalawat ini ditinggalkan, shalat jenazah menjadi
tidak sah karena tidak lengkap rukunnya
Keistimewaan Shalawat Nabi
Shalawat kepada Nabi Saw. memiliki keistimewaan yang luar biasa. Al-Fasi
dalam Syarh Dalail-nya menyatakan bahwa shalawat merupakan piranti
terpenting bagi yang ingin mendekati Tuhannya. Hal ini karena ditinjau
dari berbagai aspek, di antaranya ;
Pertama, shalawat mengandung tawassul kepada Allah Swt. dengan
perantara kekasih dan pilihan-Nya. Allah Swt. telah berfirman: "Dan
carilah wasilah (untuk) rnenuju kepada-Nya," sementara tidak ada
washilah kepada-Nya yang lebih dekat dan lebih terhormat daripada
rasul-Nya.
Kedua, Allah Swt. telah memerintahkan kita untuk bershalawat atas Nabi Saw., sebagai penghormatan dan penghargaan atas beliau Saw.
Ketiga, menjanjikan sebaik-baik tempat kembali bagi yang mengamalkan dan memberikan kesuksesan dengan pahala yang melimpah.
Keempat, shalawat merupakan amal yang paling mudah terkabul,
membuat kondisi hati menjadi bersih, dan melalui shalawat
barokah-barokah diturunkan dan doa-doa dikabulkan.
Kelima, dengan shalawat seseorang bisa mencapai kerelaan Tuhan
Yang Maha Pengasih, mendapatkan kebahagian dan kepuasan lahir batin,
diampuni segala dosa-dosanya serta mampu menapak tangga menuju tingkatan
tertinggi.
Pernah suatu ketika, sebagaimana diwahyukan Allah Swt. pada Rasulullah
Saw., Allah bertitah pada Musa as: "Wahai Musa, apakah kamu ingin agar
Aku lebih dekat kepadamu daripada kedekatan ucapan kepada lidahmu,
daripada bisikan hatimu dari hatimu sendiri, daripada ruhmu ke badanmu
dan daripada cahaya matamu pada matamu?”
Musa as. pun menjawab: "Ya, wahai Tuhanku."
Lalu Tuhan berfirman: "Maka perbanyaklah membacakan shalawat untuk Muhammad Saw."
Bayangkan, Nabi Musa as. yang dilahirkan lebih dulu ke dunia ketimbang
Rasulullah Saw. saja diberi titah oleh Allah untuk membacakan shalawat
pada Nabi Saw., tentu karena shalawat pada beliau Saw. memang demikian
istimewa.
Yang terpenting dari itu semua, orang yang selalu memperbanyak bacaan
shalawat untuk Nabi Saw. akan mendapat penghargaan terbesar, yaitu Nabi
Saw akan hadir di sisinya pada saat ia sedang menghadapi sakaratul
maut.
Pada saat itu ia akan merasa tenang karena melihat janji Allah
kepadanya: surga, bidadari, istana-istana, wildan, dan istri-istri yang
siap mendampingi serta ucapan "Selamat!" dari Tuhannya yang Mahaagung
lagi Maha Pengampun, seperti telah difirmankan Allah Swt .:
"Mereka, orang-orang yang nyawanya diambil oleh Para Malaikat dalam
keadaan baik, para malaikat itu berkata: Selarnat! Masuklah kamu ke
dalam surga karena jerih payah yang telah kamu lakukan." Itulah saat di
mana kebahagiaan yang tak terkira hadir menghinggapi kita. Semoga kita
semua dimudahkan dalam mengamalkan bacaan shalawat Nabi yang sangat
istimewa ini. Aamiin..."Allahumma Sholli 'alaa Sayyidinaa Muhammad wa
'alaa Aali Sayyidinaa Muhammad..."
Saat-Saat Yang Disunnahkan dan Dianjurkan Membaca Sholawat dan Salam Untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam :
1. Sebelum berdoa:
Fadhalah bin ‘Abid berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
mendengar seorang laki-laki berdoa dalam sholatnya, tetapi tidak
bersholawat untuk nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau
bersabda: “Orang ini tergesa-gesa” Lalu beliau memanggil orang tersebut dan bersabda kepadanya dan kepada yang lainnya :
((إذَا صَلَّى أحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ
بِتَحْمِيدِ اللهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيهِ ، ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ
، ثُمَّ لِيَدْعُ بَعْدُ بِمَا شَاءَ))
“Bila salah seorang di antara kalian sholat (berdoa) maka hendaklah
ia memulainya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah lalu bersholawat
untuk nabi, kemudian berdoa setelah itu dengan apa saja yang ia
inginkan.” [H.R. Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dan Hakim]
Dalam salah satu hadits disebutkan :
((الدُّعَاءُ مَحْجُوبٌ حَتَّى يُصَلِّيَ الدَّاعِي عَلَى النَّبِيّ صلى الله عليه وسلم ))
“Doa itu terhalangi, hingga orang yang berdoa itu bersholawat untuk nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.” [H.R. Thabarani]
Ibnu ‘Atha berkata: “Doa itu memiliki rukun-rukun, sayap-sayap,
sebab-sebab dan waktu-waktu. Bila bertepatan dengan rukun-rukunnya maka
doa itu menjadi kuat, bila sesuai dengan sayap-sayapnya maka ia akan
terbang ke langit, bila sesuai dengan waktu-waktunya maka ia akan
beruntung dan bila bertepatan dengan sebab-sebabnya maka ia akan
berhasil.”
Adapun rukun-rukunnya adalah menghadirkan hati, perasaan tunduk,
ketenangan, kekhusyu’an, dan ketergantungan hati kepada Allah,
sayap-sayapnya adalah jujur, waktu-waktunya adalah di saat sahur dan
sebab-sebabnya adalah sholawat untuk nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
2. Ketika menyebut, mendengar dan menulis nama beliau :
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
((رَغَمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ))
“Celakalah seseorang yang namaku disebutkan di sisinya lalu ia tidak bersholawat untukku.” [H.R. Tirmidzi dan Hakim]
3. Memperbanyak sholawat untuknya pada hari Jum’at :
Dari ‘Aus bin ‘Aus berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
((إنَّ أفْضَلَ أيَّامِكُمْ يَوُمُ
الجُمْعَةِ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيهِ فَإِنَّ
صَلاَتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ ...))
“Sesungguhnya di antara hari-hari yang paling afdhal adalah hari
Jum’at, maka perbanyaklah sholawat untukku pada hari itu, karena
sholawat kalian akan sampai kepadaku......” [R. Abu Daud, Ahmad dan
Hakim]
4. Sholawat untuk nabi ketika menulis surat dan apa yang ditulis setelah Basmalah :
Al-Qodhi ‘Iyadh berkata: “Inilah saat-saat yang tepat untuk
bersholawat yang telah banyak dilakukan oleh umat ini tanpa ada yang
menentang dan mengingkarinya. Dan tidak pula pada periode-periode awal.
Lalu terjadi penambahan pada masa pemerintahan Bani Hasyim -Daulah
‘Abbasiah- lalu diamalkan oleh umat manusia di seluruh dunia.” Dan di antara mereka ada pula yang mengakhiri bukunya dengan sholawat.
5. Ketika masuk dan keluar mesjid :
Dari Fatimah -Radhiyallahu ‘Anha- berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bila anda masuk mesjid, maka ucapkanlah :
((بِسْمِ اللهِ وَالسَّلاَمُ عَلَى
رَسُولِ اللهِ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
وَاغْفِرْ لَنَا وَسَهِّلْ لَنَا أبْوَابَ رَحْمَتِكَ))
”Dengan nama Allah, salam untuk Rasulullah, ya Allah sholawatlah
untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, ampunilah kami dan mudahkanlah
bagi kami pintu-pintu rahmat-Mu.”
“Dan bila keluar dari mesjid maka ucapkanlah itu, tapi (pada penggalan akhir) diganti dengan:
((وَسَهِّلْ لَنَا أبْوَابَ فَضْلِكَ))
“Dan permudahlah bagi kami pintu-pintu karunia-Mu.” [H.R. Ibnu Majah dan Tirmidzi]
Cara Sholawat dan Salam Untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
Allah shallallahu ‘alaihi wasallam berfirman :
إنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi.
Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzab: 56)
Jadi yang utama adalah dengan menggandengkan sholawat dan salam
bersama-sama, dengan harapan agar doanya dapat dikabulkan oleh Allah
shallallahu ‘alaihi wasallam Inilah bentuk sholawat dan salam untuk
beliau shallallahu ‘alaihi wasallam Dari Abi Muhammad bin ‘Ajrah
-Radhiyallahu ‘Anhu- berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
keluar kepada kami, lalu saya berkata: “Wahai Rasulullah! Kami telah
mengetahui bagaimana kami memberi salam kepadamu, maka bagaimana kami
bersholawat untukmu?” Maka beliau bersabda: “Katakanlah:
((اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إبْرَاهِيمَ إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ))
“Ya Allah! Berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana
Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkaulah Maha
Terpuji lagi Maha Pemurah.” [Muttafqun ‘Alaihi]
Dan dari Abi Hamid As-Sa’id -Radhiyallahu ‘Anhu- berkata: “Mereka bertanya: “Ya Rasulullah bagaimana kami bersholawat untukmu? Beliau menjawab: “Katakanlah:
((اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى أزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ ،
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ ، إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ))
“Ya Allah! Berilah sholawat untuk Muhammad, istri-istri dan
keturunannya, sebagaimana Engkau memberi sholawat untuk Ibrahim.
Berkatilah Muhammad, istri-istri dan keturunannya, sebagaimana Engkau
memberkati Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.”
[Muttafaqun ‘Alaihi]
Kedua hadits ini menunjukkan bentuk sholawat yang sempurna untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Keutamaan Sholawat dan Salam Untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Dari Umar -Radhiyallahu ‘Anhu berkata : "Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
((إذَا سَمِعْتُمُ المُؤَذِّنَ فَقُولُوا
مِثْلَ مَا يَقُولُ وَصَلُّوا عَلَيَّ فَإنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ
مَرَّةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا لِي
الوَسِيلَةَ فَإنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِي إلاَّ
لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ وَأرْجُو أنْ أكُونَ هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِي
الوَسِيلَةَ حَلَّتْ عَلَيْهِ الشَّفَاعَةُ))
“Jika kalian mendengar orang yang adzan maka ucapkanlah seperti apa
yang ia ucapkan dan bersholawatlah untukku karena barangsiapa yang
bersholawat untukku sekali maka Allah akan bersholawat untuknya sepuluh
kali, kemudian mintalah wasilah (kedudukan mulia di surga) untukku,
karena ia adalah suatu kedudukan di surga yang tidak pantas diberikan
kecuali kepada seorang hamba dari hamba-hamba Allah dan semoga akulah
hamba itu, maka barangsiapa yang memohon untukku wasilah maka ia berhak
mendapatkan syafa’at.” [H.R. Muslim]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
((مَنْ صَلَّى عَلَيَّ حِيْنَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَحِينَ يُمْسِي عَشْرًا أدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِي))
“Barangsiapa yang bersholawat untukku di waktu pagi sepuluh kali dan
di waktu sore sepuluh kali, maka ia berhak mendapatkan syafa’atku.”
[H.R. Thabarani]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
((مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا))
“Barangsiapa yang bersholawat atasku sekali, maka Allah akan
bersholawat untuknya sepuluh kali.” [H.R. Muslim, Ahmad dan perawi
hadits yang tiga]
Dan dari Abdurrahman bin ‘Auf -Radhiyallahu ‘Anhu- berkata: “Saya
telah mendatangi nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ia sedang
sujud dan memperpanjang sujudnya. Beliau bersabda:“Saya telah didatangi
Jibril, ia berkata: “Barangsiapa yang bersholawat untukmu, maka saya
akan bersholawat untuknya dan barangsiapa yang memberi salam untukmu
maka saya akan memberi salam untuknya, maka sayapun bersujud karena
bersyukur kepada Allah.” [H.R. Hakim, Ahmad dan Jahadhmiy]
Ya’qub bin Zaid bin Tholhah At-Taimiy berkata: “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Telah datang kepadaku (malaikat) dari
Tuhanku dan berkata: “Tidaklah seorang hamba yang bersholawat untukmu
sekali kecuali Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali.” Maka
seseorang menuju kepadanya dan bertanya: “Ya Rasulullah! Apakah saya
jadikan seperdua doaku untukmu?” Beliau menjawab: “Jika anda mau”. Lalu
bertanya: “Apakah saya jadikan sepertiga doaku?” Beliau bersabda: “Jika
anda mau” Ia bertanya: “Kalau saya jadikan seluruh doaku?” Beliau
bersabda: “Jika demikian maka cukuplah Allah sebagai motivasi dunia dan
akhiratmu.” [H.R. Al-Jahdhami, Al-Albani berkata: “Hadits Mursal dengan
Isnad yang Shohih]
Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
((إنَّ للهِ مَلاَئِكَةً سَيَّاحِينَ يُبَلِّغُونَنِي مِنْ أُمَّتِي السَّلاَمَ))
“Sesungguhnya Allah memiliki malaikat-malaikat yang berkeliling
menyampaikan salam kepadaku dari umatku.” [H.R. Nasa’i dan Hakim]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang
bersholawat untukku sekali maka Allah akan bersholawat untuknya sepuluh
kali, diampuni sepuluh dosa-dosanya dan diangkat baginya sepuluh
derajat.” [H.R. Ahmad dan Bukhari, Nasa’i dan Hakim dan ditashih oleh
Al-Albani]
Hadits marfu’ dari Ibnu Mas’ud: “Manusia yang paling utama di sisiku
pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak bersholawat untukku.”
[H.R. Tirmidzi dan berkata: “Hasan ghorib dan H.R. Ibnu Hibban]
Dari Jabir bin Abdullah berkata : “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang ketika mendengarkan adzan membaca :
((اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ
التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ القَائِمَةِ ، آتِ مُحَمَّدًا الوَسِيلَةَ
وَالفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ))
“Ya Allah! Tuhan pemilik adzan yang sempurna ini dan sholat yang
ditegakkan, berilah Muhammad wasilah dan fadhilah dan bangkitkanlah ia
pada tempat terpuji yang telah Engkau janjikan untuknya.”
Maka ia berhak mendapatkan syafa’at pada hari kiamat.” [H.R. Bukhari dalam shohihnya]
Celaan Bagi Yang Tidak Bersholawat Untuk Nabi
Dari Abu Huraerah -Radhiyallahu ‘Anhu- berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Celakalah
seseorang yang jika namaku disebut di sisinya ia tidak bersholawat
untukku, celakalah seseorang, ia memasuki bulan Ramadhan kemudian keluar
sebelum ia diampuni, celakalah seseorang, kedua orang tuanya telah tua
tetapi keduanya tidak memasukkannya ke dalam surga.” Abdurrahman salah
seorang perawi hadits dan Abdurrahman bin Ishak berkata: “Saya kira ia
berkata: “Atau salah seorang di antara keduanya” [H.R. Tirmidzi dan
Bazzar]
Dari Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
((البَخِيلُ كُلَّ البُخْلِ الَّذِي ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ))
“Orang yang paling bakhil adalah seseorang yang jika namaku disebut
ia tidak bersholawat untukku.” [H.R. Nasa’i, Tirmidzi dan Thabaraniy]
Dari Ibnu Abbas, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
((مَنْ نَسِيَ الصَّلاَةَ عَلَيَّ خُطِئَ طَرِيقَ الجَنَّةَ))
“Barangsiapa yang lupa mengucapkan sholawat untukku maka ia telah menyalahi jalan surga.” [Telah ditashih oleh Al-Albani]
Dari Abu Hurairah, Abul Qosim bersabda: “Suatu kaum yang duduk pada
suatu majelis lalu mereka bubar sebelum dzikir kepada Allah dan
bersholawat untuk nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Allah akan
menimpakan kebatilan atas mereka, bila Ia menghendaki maka mereka akan
disiksa dan bila Ia menghendaki maka mereka akan diampuni.” [H.R.
Tirmidzi dan mentahsinnya serta Abu Daud]
Diriwayatkan oleh Abu Isa Tirmidzi dari sebagian ulama berkata: “Jika
seseorang bersholawat untuk nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sekali
dalam suatu majelis, maka itu sudah memadai dalam majelis tersebut.”
Hadits Tentang Keajaiban Membaca Shalawat
Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Semoga shalawat dan salam
tetap tercurah kepada Imam para utusan, penutup para nabi, diutus
pembawa rahmat bagi alam semesta, panglima bagi orang-orang yang
memiliki muka bercahaya, pemberi syafaat bagi orang-orang yang berdosa,
dan pemilik bendara pujian pada hari pembalasan. Semoga shalawat juga
tercurah atas keluarganya yang bersih dan para shahabatnya.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. 33:56)"
Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang membaca
shalawat kepadaku sekali maka Allah akan membalasnya sepuluh kali.
Pelayan kedua wahyu, penggemar dua tanah suci, dan pecinta utusan Allah
bagi bangsa jin dan manusia berkata, “risalah ini saya himpun untuk
menjelaskan tentang keajaiban membawa shalawat kepada penghulu anak
Adam. Saya himpun sebagai hadiah bagi para pembawa shalawat Nabi. Saya
menurunkan delapan puluh hadits tentang shalawat yang saya sertakan
rujukan dan faedahnya, yang saya ringkas dari kitab “Jalaul Afham” karya
Ibnu Qayyim, dan saya menambahi isinya kemudian saya beri judul
“al-Arbainin Fis Shalah ala Ibnu Dzabihain”. Saya memohon kepada agar
menjadikan tulisan ini sebagai perantara untuk meraih syafaat dan
penjamin selamat. (Abu Muhammad Abdul Haq al-Hasyimi 1363 H)
1. Dari Abu Bakar as-Shiddiq berkata bahwa aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda bersabda:
من صلي علي كنت شفيعه يوم القيامة
"Barangsiapa yang bershalawat kepadaku, maka aku akan memberinya
syafaat pada hari kiamat. (Hadits riwayat Ibnu Syahiin dalam at-Targhib
dan Ibnu Basykawal)."
2. Dari Umar bin Khaththab dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda bersabda :
من صلى عليك واحدة صلى الله عليه وسلم عشرا ورفع له عشر درجات
"Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali shalawat, maka Allah akan
membalas sepuluh kali shalawat dan mengangkatnya sepuluh derajat.
(Dikeluarkan Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Ibnu Abu Syaibah,
al-Bazzar, Ibnu Syahiin dan al-Ismaili dengan sanad ma’lul)."
3. Dari Ali bin Abu Thalib berkata bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda bersabda :
"البخيل الذي من ذكرت عنده فلم يصل علي".
"Manusia bakhil adalah orang yang disebut namaku di sisinya, tetapi
tidak membaca shalawat kepadaku. (Dikeluarkan Imam at-Tirmidzi dan
beliau berkata bahwa hadits hasan shahih. Dan juga dikeluarkan Imam
Nasa’i, Ibnu Hibban dal al-Hakim)."
4. Dari Ali bin Abu Thalib[2] berkata bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda bersabda :
"من سره أن يكتالَ بالمكيالِ الأوفى إذا
صلَّى علينا أهل البيت فليقل: اللهم صلِّ على محمدٍ النبيِّ الأمي وأزواجه
أمهات المؤمنين وذريته وأهل بيته، كما صليت على آل إبراهيم؛ إنك حميدٌ
مجيدٌ".
"Barangsiapa yang ingin mendapat balasan dengan takaran yang penuh
ketika membaca shalawat kepada kami, ahli bait, maka hendaknya membaca:
Allahumma Shalli Ala Muhammad an-Nabi al-Ummi, Wa Azwajihi Ummahatil
Mukminin Wa Dzurriatihi Wa Ahli Baitihi, Kama Shallaita Ala Ali Ibrahim,
Innaka Hamidun Majid (Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad,
seorang nabi yang ummi, kepada isteri-isterinya sebagai ibunda kaum
mukminin, anak cucunya dan keluarganya sebagaimana Engkau telah
bershalawat kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji
lagi Maha Agung. (Dikeluarkan Imam an-Nasa’i)"
5. Hadits Dari Abu Mas’ud
عن أبي مسعود الأنصاري أنه قال: أتانا
رسول اللّه صلى الله عليه وسلم في مجلس سعد بن عبادة فقال له بشير بن سعد:
أمرنا اللّه أن نصلي عليك يارسول اللّه، فكيف نصلي عليك؟ فسكت رسول اللّه
صلى الله عليه وسلم حتى تمنينا أنه لم يسأله، ثم قال رسول اللّه صلى الله
عليه وسلم "قولوا: اللهم صلِّ على محمدٍ وعلى آل محمدٍ، كما صليت على آل
إبراهيم؛ ٌ و بارك على محمدٍ وعلى آل محمدٍ، كما باركت على آل إبراهيم؛ في
العالمين إنك حميدٌ مجيدٌ". والسلام كما قد علمتم
Dari Abu Mas’ud berkata: "Pernah Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam
bersabda hadir ditengah kami sementara kami sedang berada di majlisnya
Sa’ad bin Ubadah". Maka Basyir bin Sa’ad bertanya kepada beliau: Allah
telah memerintahkan kepada kami bershalawat kepadamu, bagaimanakah cara
bershalawat kepadamu. Abu Mas’ud berkata: "Maka Rasulullah diam,
sehingga kami ingin kalau sekiranya ia (Basyir bin Saad) tidak bertanya
kepada beliau." Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam
bersabda bersabda: "Ucapkanlah Allahumma Shalli Ala Muhammad Wa ‘Ala Ali
Muhammad, Kama Shallaita Ala Ali Ibrahim, Wa Bararik Ala Muhammad Wa
Ala Ali Muhammad Kama Barakta Ala Ali Ibrahim Fil Aalamina Innaka
Hamidun Majid. (Ya Allah, berikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada
keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada
keluarga Ibrahim. Dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad,
sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim atas sekalian
semesta alam, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia). Adapun
salam sebagaimana yang kalian ketahui. ( Dikeluarkan Ahmad, Muslim, Abu
Daud, an-Nasa’i, at-Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, dan al-Hakim)."
6. Dari Ibnu Abu Laila berkata bahwa Ka’ab bin Ujrah berkata: "Maukah
kami aku beri suatu hadiah? Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam
bersabda telah hadir di tengah kami, maka kami bertanya: Kami telah
mengetahui bagaimana mengucapkan salam kepadamu, tapi bagaimana membaca
shalawat kepadamu". Beliau bersabda: Ucapkanlah
"اللهم صلِّ على محمدٍ وعلى آل محمدٍ، كما
صليت على آل إبراهيم؛ إنك حميدٌ مجيدٌ، اللهمَّ بارك على محمدٍ وعلى آل
محمدٍ، كما باركت على آل إبراهيم؛ إنك حميدٌ مجيدٌ".
Allahumma Shalli Ala Muhammad Wa ‘Ala Ali Muhammad, Kama Shallaita Ala
Ali Ibrahim Innaka Hamidun Majid, Allahumma Bararik Ala Muhammad Wa Ala
Ali Muhammad Kama Barakta Ala Ali Ibrahim Innaka Hamidun Majid.
"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga
Muhammad, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada keluarga Ibrahim,
sesungguhnya Engkau Maka Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah berkahilah
Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkahi
keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
(Dikeluarkan Bukhari dan Muslim serta Abu Daud)"
7. Dari Ibnu Abu Laila berkata
bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda bersabda:
Hadirlah kalian. Maka kamipun hadir. Ketika naik mimbar pada tangga
pertama beliau mengucapkan ‘Amin’, kemudian naik mimbar pada tangga
kedua beliau mengucapkan ‘Amin’. Kemudian naik mimbar pada tangga ketiga
beliau juga mengucapkan ‘Amin’. Setelah usai khutbah, beliau turun dari
mimbar, maka kami bertanya kepada beliau: Wahai Rasulullah kami
mendengar darimu sesuatu yang belum pernah kami dengar darimu
sebelumnya. Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda bersabda:
Sesungguhnya Jibril datang kepadaku lalu berkata: Semoga semakin jauh
dari Allah, orang yang menemui Ramadhan namun tidak diampuni dosanya.
Maka aku katakan Amin. Ketika aku naik mimbar pada tangga kedua, Jibril
berkata: Semoga semakin jauh dari Allah, orang yang namamu disebut namun
dia tidak membaca shalawat kepadamu, maka aku katakan Amin. Ketika aku
naik mimbar pada tangga ketiga, Jibril berkata: Semoga semakin jauh dari
Allah, orang yang menemui kedua orang tuanya dalam keadaan tua renta,
atau salah satunya, namun dia tidak masuk surga. Maka aku katakan Amin. (
Dikeluarkan Ibnu Khuzaimah dan al-Hakim dan beliau berkata: Sanadnya
shahih).
8. Dari Abu Humaid as-Sa’idi bahwa mereka
berkata: Wahai Rasulullah bagaimana kami membaca shalawat kepadamu,
maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda bersabda:
Ucapkanlah :
"اللهم صلِّ على محمدٍ وأزواجه وذريته،
كما صليت على آل إبراهيم، وبارك على محمدٍ وأزواجه وذريته، كما باركت على
آل إبراهيم؛ إنك حميدٌ مجيدٌ".
Allahumma Shalli Ala Muhammad Wa Azwaajihi Wa Dzurriyatihi, Kama
Shallaita Ala Ali Ibrahim, Wa Barik Ala Muhammad Wa Azwaajihi Wa
Dzurriyatihi, Kama Barakta Ala Ali Ibrahim Innaka Hamidun Majid.
"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad, isteri-isterinya dan
anak-anak cucunya, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada keluarga
Ibrahim. Berkahilah Muhammad, isteri-isterinya dan anak-anak cucunya,
sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim, sesungguhnya
Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. (Dikeluarkan Imam Bukhari dan
Muslim)."
9. Abu Usaid berkata bahwa Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda bersabda: Jika diantara kamu masuk
masjid maka ucapkanlah shalawat dan salam kepada nabi dan bacalah :
اللهم صلي علي محمد اللَّهمَّ افتح لي أبواب رحمتك، فإِذا خرج فليقل: اللَّهمَّ إنِّي أسألك من فضلك".
Allahumma Shalli Ala Muhammad, Allahumma Iftah Li Abwaaba Rahmatik,
"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad, ya Allah bukalah untukku
pintu-pintu rahmat-Mu) dan jika keluar dari Masjid, hendaklah ia ucapkan
“Allahumma Inni As’aluka Min Fadzlik. Ya Allah sesungguhnya aku memohon
kepada-Mu sebagian dari karunia-Mu) (Dikeluarkan Imam Muslim dan Abu
Daud secara ringkas)"
10. Hadits Abu Said al-Khudri
عن أبي سعيد الخدري؛ قال:- قلنا يا رسول
الله! هذا السلام عليك قد عرفناه. فكيف الصلاة؟ قال ((قولوا: اللهم صل على
محمد عبدك ورسولك كما صليت على آل إبراهيم. وبارك على محمد وعلى آل محمد
كما باركت على إبراهيم)).
Dari Abu Said al-Khudri berkata bahwa kami bertanya: Wahai Rasulullah,
Salam kepadamu kami telah mengetahui, maka bagaimanakah kami bershalawat
kepadamu? Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: Ucapkanlah:
Allahumma Shalli Ala Muhammad Abdika Warasulika Kama Shallaita Ala Ali
Ibrahim. Wabarik Ala Muhammad Wa Ala Ali Muhammad Kama Barakta Ala
Ibrahim. (Ya Allah, berikanlah shalawat kepada Muhammad, hamba-Mu dan
utusan-Mu, sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada keluarga
Ibrahim. Dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana
Engkau telah memberkahi Ibrahim). (HR, Bukhari)
- Namun dinyatakan hasan oleh syaikh al-Bani dalam shahih Adabul Mufrad (499) dan Silsilah Hadits Shahihah (829).
- Dalam Sunan Abu Daud dan Misykatul Mashabih dari Abu Hurairah.
- Dalam buku aslinya, penulis menyatakan bahwa hadits ini dari Ali bin
Abu Thalib yang dikeluarkan Imam Nasa’i, namun setelah kami teliti
ternyata kami temukan dalam sunan Abu Daud, sunan al-Baihaqi (2686) dan
Miskatul Mashabih dari Abu Hurairah.
Manfaat dan Keajaiban Membaca Shalawat
- Membaca shalawat sebagai bentuk realisasi ketaatan kepada perintah Allah Ta’ala.
- Mencontoh Allah dalam membaca shalawat.
- mencontoh para malaikat-Nya.
- Mendapat balasan sepuluh rahmah dari Allah setiap membaca sekali shalawat.
- Diangkat sepuluh derajat karena membaca sekali shalawat.
- Ditulis sepuluh kebaikan bagi yang membaca sekali shalawat.
- Dihapus sepuluh keburukan bagi yang membaca sekali shalawat.
- Menjadi sebab utama dikabulkan doa.
- Menjadi sebab meraih syafaat Nabi.
- Mendapat pengampunan dari Allah.
- Allah akan mencukupi hidupnya dari berbagai macam keluh kesah.
- Sebagai sebab dekatnya seorang hamba dengan Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam nanti pada hari kiamat.
- Shalawat bisa mengganti dan menduduki ibadah shadaqoh.
- Menjadi sebab terpenuhi berbagai macam hajat kebutuhan.
- Meraih shalawatnya Allah dan shalawatnya para malaikat atasnya.
- Menjadi sebab seseorang meraih kesucian dan kemuliaan.
- Orang yang gemar membaca shalawat akan mendapat kabar gembira sebelum matinya.
- Akan meraih keamanan dan keselamatan dari rintangan hari kiamat.
- Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam akan menjawab shalawat dan
salam kepada orang-orang yang membaca shalawat dan salam kepadanya.
- Bisa membantu seorang hamba mengingatkan sesuatu yang terlupa.
- Menjadi sebab berkahnya suatu majlis agar tidak kembali pulang dalam keadaan merugi dan cacat.
- Membaca shalawat mampu mengusir dan melenyapkan kemiskinan.
- Membaca shalawat mampu menghilangkan penyakit bakhil dari seorang hamba.
- Menjadi selamatnya seorang hamba dari doanya Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa sallam yang buruk, karena beliau mendoakan celaka
bagi yang mendengar nama disebut tidak membaca shalawat.
- Membaca shalawat menjadi jalan menuju sorga.
- Selamat dari busuknya majlis karena membaca shalawat.
- Membaca shalawat menjadi penyempurna bagi pembicaraan pada saat berkhutbah.
- Menjadi sebab sempurnanya cahaya seorang hamba pada saat meniti titian.
- Membaca shalawat akan mengeluarkan seseorang dari sifat kasar dan keras kepala.
- Menjadi sebab langgengnya pujian Allah atasnya.
- Mendatangkan keberkahan kepada orang yang membaca shalawat.
- Orang yang membaca shalawat akan meraih rahmat dari Allah.
- Sebagai bukti cinta Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam secara abadi.
- Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam akan selalu mencintai orang yang membaca shalawat.
- Menjadi sebab seorang hamba meraih hidayah.
- Nama orang yang membaca shalawat akan disampaikan kepada Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam
- Menjadi sebab teguhnya kaki pada saat meniti titian.
- Dengan membaca shalawat berarti seseorang telah menunaikan haknya Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam atasnya.
- Mengandung dzikir dan syukur kepada Allah.
- Shalawat adalah doa karena dengan membaca shalawat berarti telah
memuji khalilullah dan kekasih-Nya. Dengan itu berarti telah mendoakan
baik untuknya.
Tidak ada komentar